Senin, 30 Maret 2015

Daydream ngawur

"Ketika dunia hanya milikmu, tak seorang pun boleh merenggutnya. Tak ada seorang pun yang bisa menghancurkannya. Sekeras apapun mereka mencoba, kau selalu tangguh untuk mempertahankan, tak peduli dengan dirimu yang terlalu rapuh untuk melawan. Sampai di saat, kau benar-benar kehilangan harapan" -rr6998

          Mungkin sampai detik ini, seberkas cahaya itu masih ada. Puing-puing sisa harapan kosong terus menggeluti setiap inchi pikiranku, berharap diujung sana, masih bisa aku temukan suatu keajaiban. Bukanlah hal yang mudah bagiku menerima pahitnya realita. Kita tak bisa menggunakan cappucino (yang jauh lebih manis dibandingkan hidupku, tentunya) sebagai tolak ukur. Hal itu masih terlalu nikmat untuk kita cicipi. Tak sebanding dengan rasa getir yang merasuk ke dalam hati.

          Aku adalah seorang remaja biasa, yang tak tau-menau soal krisisnya hidup. Aku hanya berucap seadanya, menuturkan kalimat per kalimat demi membunuh rasa tak menentu. Banyak hal yanh menembus setiap relung dalam pikiranku. Aku sendiri selalu mencoba menguak isinya, berusaha mengungkapkan arti sebenarnya. Namun sayang, tak ada jawaban...

Tak ada yang berubah

             Kita semua pasti mempunyai mimpi. Definisi mengenai "mimpi" sendiri mungkin beraneka ragam karena setiap orang memiliki pandangan yang berbeda. Semua pemimpi, entah yang muda atau tua, entah itu orang kaya atau miskin, pasti mempunyai cara tersendiri untukdapat menggapainya. Kemauan dan harapan yang tiada putus menjadi kunci utama tercapainya impian. Kau tau kenapa? Karena mimpi datang dengan sendirinya, dan tak pernah memilih siapa yang pantas memilikinya.
            Segala sesuatu yang sudah menjadi bagian dari hidupmu, tak 'kan bisa kau lepas begitu saja. Semua yang telah melekat pada dirimu, sejatinya memang hanya milikmu. Hanya kau yang berhak atas segala urusanmu. Hanya engkau yang dapat mengenali betul tentang sifatmu sebelum orang lain. Terdengar introvet memang. Tentu saja, karena kamu belum memahami diriku. Apa aku benar?
            Coba bayangkan. Apa yang kau rasakan bila usahamu hancur oleh keadaan? Apa yang kau rasakan bila mengetahui separuh hidupmu ada di dunia yang kau buat sendiri, yang mampu menopang seluruh beban di pundak dan batinmu? Di mana segala pahit dapat kau netralkan, di mana segala pedihmu, perlahan tumbuh menjadi cinta.
            Tak ada yang ingin menyerah dengan dunianya. Tak akan ada orang yang mau bilik rahasianya dihancurkan. Lantas, kau hanya terdiam. Tak mampu memberikan perlawanan atas segala yang telah terjadi. Membisu dan membisu. Mencoba memikirkan, apakah harus ada pengorbanan di atas pengorbanan lainnya? Haruskah impian dan kesenangan lama terkubur dalam agar mimpi seterusnya bisa berjalan?
            Memberi jawaban semacam ini, tak semudah daun yang gugur dari ranting pohonnya. Semua memiliki periode dan kenangan yang dapat terus melekat dalam jiwa. Jika kau mencoba mengulanginya dari awal, segalanya akan berubah. Tak akan sama dengan yang ada sekarang.
           Netra gelapku ku kembali menerawangi kenyataan. Aku sadar, aku hanya remaja biasa. Impianku terlalu indah, bahkan untuk menjadi rencana Tuhan selanjutnya. Bilik rahasia atau yang sering kusebut 'duniaku', memang masih memiliki banyak misteri yang tak kutetahui. Namun, satu yang aku paham. Aku harus mencoba menjadi lentera, karena dari situlah, aku belajar menyelamatkan diri dari gelapnya keterpurukan.
           Berbekal satu dari banyak misteri yang akan menjadi keyakinanku, aku sadar, bahwa aku tak perlu khawatir bila akan kehilangan mimpi! Duniaku masih dan akan terus ada. Dalam hati, aku bersyukur. Hidup ini masih terlalu rumit untuk kupelajari sendiri, bila tak ada masalah yang selalu datang menghampiri.
           Tidak mudah menjadi seorang pemimpi, tapi mudah sekali bagi kita untuk menyerah terhadap mimpi. Tidak mudah menjalankan suatu impian, karena disetiap langkahnya, Tuhan selalu menyisipkan rintangan untuk menguji kita. Jadilah pemimpi yang hebat! Ikuti kata hatimu, maka kau tak akan salah, dan selalu bahagia, bersama para pemimpin lainnya